SMK NU I BUSTANUL ULUM

Ponpes Bustanul ulum mengadakan Pelatihan Speed Reading




 Rata-rata orang menghabiskan waktu sedikitnya dua jam setiap hari untuk urusan membaca. Apapun posisi kita dalam suatu pekerjaan, semuanya tidak akan pernah lepas dari aktivitas membaca.Kita perlu membaca laporan, memorandum, mengecek email, mengikuti berita terbaru lewat internet atau media cetak seperti koran dan majalah, atau sekedar menyelesaikan sebuah buku yang sudah kita beli untuk menambah wawasan.Memperbaiki keterampilan membaca akan meningkatkan produktivitas kerja seseorang.

Inilah yang melatar belakangi di adakannya pelatihan Speed Reading, dengan pelatihan ini di harapkan para santri Ponpes bustanul ulum dapat membaca buku dengan baik, karena Buku adalah Gerbang Ilmu.

UNTUK melatih seseorang agar bisa membaca secepat mesin scanner, Toha Maksun (penemu metode speed reading) tidak membutuhkan peralatan khusus. Bahannya cuma buku, meja, iringan suara, dan doa. Sisanya, tinggal baca saja. Terus berulang-ulang. Murid-murid Toha dengan sendirinya mulai mampu melahap 50 halaman, lalu 100 halaman, kemudian 500 halaman per menit.

Mula-mula, Toha memberikan sedikit motivasi tentang pentingnya memohon kecerdasan dan kelancaran belajar kepada Yang Maha Kuasa. "Kalau kita pintar tanpa proses memohon, nanti kita jadi sombong," katanya. Pelatihan pun dimulai.

Setiap peserta diberi modul latihan. Modul besampul biru tersebut berisi teks dengan lebar kolom bervariasi. Mulai level 1 hingga level 5.Level satu hanya berisi kolom kurus dengan lebar tiga setengah sentimeter.

Kemudian, level dua melebar menjadi 5 sentimeter, kemudian melebar lagi pada level-level selanjutnya hingga lebarnya mirip lebar kolom buku. "Membacanya mulai sekarang diubah. Dari atas ke bawah, bukan dari kiri ke kanan," instruksinya ke audiens yang duduk di rangkaian meja yang melingkar.

 Mereka mengumpulkan buku-buku yang dibawa peserta. Dijejer di meja paling tengah. Sama seperti sebelumnya, Toha kemudian memerintah peserta didiknya untuk membaca buku demi buku secepatnya. Tidak ada aturan khusus.

Khatam, bawa ke tengah, tukar dengan yang baru, khatamkan lagi. Begitu seterusnya. Saat proses itu, efek suara dibunyikan melalui pengeras suara. Terdengar seperti efek suara film.Nadanya naik turun dengan pola teratur. Tengah hari mereka beristirahat. Salat, makan, kemudian membaca lagi.

Di akhir pertemuan, dilakukan evaluasi seberapa banyak buku yang bisa dilahap dalam waktu tertentu. .