SEMINAR DAN GELAR KARYA Project Penguatan Profil Pancasila (P5)
SMKNU1BU- Menggelar SEMINAR DAN GELAR KARYA Project Penguatan Profil Pancasila (P5) dengan tema "Memperkuat generasi Muda dengan gerakan Mencegah Perundungan di sekolah".
Praktik bullying atau perundungan antar murid di sekolah marak terjadi. banyaknya video yang viral di media sosial menunjukkan praktek yang tidak menyenangkan ini kerap terjadi ujar kepala sekola Bpk. Ja'far amin,ST,S.Pd. pada seminar kali ini menghadirkan narasumber Ibu ANIK KHOIRIYAH,S.Pd Kepala sekolah SMk NU I Kedungpring, menurutnya Ada beberapa faktor yang menyebabkan bulliying atau perundungan bisa terjadi yaitu : korban memiliki sedikit teman, dan tidak dapat bersosialisai atau terlihat berbeda dengan teman lainnya. para korban perundungan, akan menderita kerusakan mental dan pada akhirnya bisa menyebabkan depresi atau bahkan percobaan bunur diri. untuk cara mencegah terjadinya bullying, salah satunya dengan melibatkan orang tua murid.
5 Cara Mencegah Bullying di Sekolah
1. Waspada
ibu Anik meminta guru di sekolah lebih waspada terhadap tanda-tanda praktik bullying. Guru mengawasi banyak siswa dalam satu waktu tentu merupakan tantangan tersendiri tetapi bukan mustahil untuk dilakukan.
Perilaku kecil yang dianggap sebagai candaan terkadang menjadi indikator terjadinya bullying jika tidak ditangani sejak dini. Seperti tatapan mata tajam yang ditujukan hanya pada satu siswa tertentu atau memanggil nama teman dengan ejekan.
2. Peduli dengan Murid
Saat ada indikasi siswa melakukan intimidasi pada siswa lainnya, guru harus merespons. Begitu pula jika terdapat siswa selaku korban bullying yang menceritakan pengalamannya, guru sebaiknya menunjukkan kepedulian.
3. Jeli dan Peka
Guru perlu menyadari fakta yang terlihat di depan mata. Banyak kejadian tersirat yang membutuhkan kejelian dari para guru, khususnya dalam mengidentifikasi tanda perilaku bullying.
"Perlu disadari bahwa bullying dapat dilakukan dan terjadi kepada siapapun, bahkan oleh siswa yang dalam kesehariannya menunjukkan perilaku yang baik juga berprestasi, atau juga oleh siswa yang nampak dalam kesehariannya sebagai siswa yang pendiam," jelasnya.
4. Menciptakan Ruang Kelas yang Aman
Ruang kelas yang aman tidak hanya aman digunakan saat belajar. Akan tetapi juga adanya rasa saling menghormati, saling mendukung, rasa aman untuk berinteraksi, bebas berekspresi, termasuk siswa mau bersuara saat menyaksikan perilaku bullying.
Guru dapat membantu membangun kedekatan antar siswa, sehingga mereka merasa saling terhubung satu sama lain.
"Jika dibutuhkan guru juga bisa menyediakan dokumen anti-bullying yang ditandatangani oleh seluruh siswa untuk menunjang terciptanya lingkungan kelas yang aman, tentunya dalam dokumen penting untuk menyertakan konsekuensi yang membangun bagi siswa yang melanggar dan prosedur penyelesaian masalah," paparnya.
5. Aktif Melibatkan Orang Tua
Terakhir, guru bisa melibatkan orang tua dalam penanganan bullying. Saat ada kejadian yang mengarah pada perilaku bullying, guru bisa menginformasikan hal tersebut pada orang tua pelaku maupun orang tua korban.
Hal ini agar orang tua juga memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan anak-anaknya terkait cara bersikap. Sebaliknya, orang tua korban dapat mengajari mereka keterampilan sehingga mereka tahu cara melakukan intervensi ketika bullying terjadi. (pakjay)
Dokumentasi kegiatan Seminar dan kelar karya |